Bumi dan Mars.
Barangkali kita kini memang sudah seperti Bumi dan Mars. Jauh tapi sebenarnya masih saling kelihatan.
Barangkali kita kini sudah seperti bintang dilangit, terlihat hanya ketika matahari sudah mulai menghilang.
Kita sepertinya hanya ada diwaktu-waktu tertentu saja.
Tentang keinginanku untuk menyatukan hati kita, kini berubah menjadi keinginan melepaskanmu untuk memilih bersama siapa kau ingin bahagia. Aku memang munafik. Berkata bahwa aku sudah tak mencintaimu lagi, berkata bahwa kau sudah sepenuhnya hilang dalam ruang-ruang kosong penyimpanan memoriku.
Berkata bahwa kau nanti akan tergantikan seperti kau menggantikan posisinya dulu dalam benakku.
Ketahuilah bahwa aku hanya berpura-pura tegar. Berpura-pura kuat untuk mengalihkan semua rahasia besarku yang sudah kau ketahui itu. Karna yang sesungguhnya benar itu adalah, walau kita tak pernah mengikat dalam cinta, kau sudah begitu membekas dalam jiwa.
Mungkin nanti, saat dimana ragamu sudah benar-benar tak bisa ku peluk, saat dimana dunia tak mengizinkan kita, dan saat dimana hatimu memang tak ingin bersatu denganku, maka aku sudah menguatkan mental untuk nantinya menjadi tuli dan buta akan tentangmu. Menjadi pura-pura untuk tak saling kenal lagi. Menjadi pura-pura seperti tak pernah terjadi apa-apa diantara kita. Hingga akhirnya kepura-puraan itu sendirilah yang akhirnya memaksamu hilang dengan sendirinya.
Kau sudah ku beritahu dari awal, sejahat apapun kau bersikap. Kau tetap kau yang ku sayang. Tetap kau yang selalu jadi tempatku untuk meluapkan setiap rindu yang meradang. Kau itu adalah apa yang selalu ku damba, menjadikan ku mampu terbang walaupun tak bersayap. Tanpa ada ikatanpun, kau itu bagiku adalah duniaku.
Komentar
Posting Komentar