Kalau sudah pergi, mengapa harus kembali?
Katamu masa lalu itu hanya untuk dikenang, bukan diulang. Lalu mengapa kau datang? Menyapa dan bertanya seolah-olah kita tak pernah punya masalah. Kau sedang ingin mengulang masa lalu bukan? Bagiku, apapun yang terjadi dimasa lalu tetap saja tak boleh terulang, sama seperti katamu. Tak ada hal yang perlu kita bicarakan lagi. Aku sudah menutup semua masa laluku. Menyimpan kuat dalam memori bahwa masa lalu bukan hal yang pantas untuk diulang.
Kau ingat bagaimana perjuanganku dulu? Bagaimana kerasnya aku tetap menjadikan diriku sebagai rumah ternyaman agar kau tetap ingin kembali pulang. Tapi nyatanya aku gagal dan kau akhirnya menemukan rumah barumu. Rumah yang paling aman dan nyaman bagimu. Aku tau, banyak hal yang mungkin sudah tak bisa membuat batinmu menerima untuk pulang pada rumah yang sempat kau huni ini. Tapi bagaimanapun juga, kala itu aku pernah berjuang memintamu pulang. Nyatanya kau tetap saja memilih rumah barumu untuk kau tinggali, masih ingat sekali hingga kini.
Lalu kini setelah berbulan kau tinggali, kau datang untuk singgah dirumah lamamu. Aku tau kau hanya ingin melihat bagaimana kini rumah yang kau tinggali dulu. Berdebukah atau sudah dihuni oleh pemilik baru.
Kau harus tau. Selepas kepergianmu, rumah yang sempat kau huni ini tak pernah sama sekali kubiarkan kotor dan berdebu. Aku rawat sebaik mungkin, agar kelak yang memilih pulang padaku akan merasa nyaman. Kau tau? Akhirnya seseorang datang bertamu. Siapa dia kau tak perlu tau, karna apapun tentangku kini, bukan lagi untuk ku bagi denganmu.
Seharusnya kau sudah lupa denganku setelah aku tak lagi menampakkan diri padamu. Terlebih kau sudah dengan kekasih barumu. Aku sudah mengikhlaskan setiap kenangan kita dimasa lalu. Aku ingin melupakanmu seperti kau juga melupakanku. Tapi ternyata setelah aku benar-benar tak peduli dan tak mengingatmu lagi, kau malah datang sendiri. Untuk alasan dibalik kedatanganmu padaku, jujur, aku tak peduli sama sekali.
Perkara melupakanmu itu bukan hal yang gampang. Aku sudah mati-matian dulu. Jadi aku tak ingin kembali lagi padamu. Ya, aku mengerti. Kau hanya ingin tanya kabar. Tapi aku merasa, aku tak perlu kau perhatikan. Setelah waktu itu, aku sudah mampu berdiri sendiri, jadi buat apa kau pertanyakan keadaanku. Bukankah saat meninggalkan, kau tak peduli bagaimana sakitnya aku? Lalu kenapa sekarang berbalik? Entah apapun alasanmu kini, aku sama sekali tak ingin tau.
Aku tau, setiap hubungan akan ada fase kembali. Kembali untuk membuka hati, atau kembali hanya untuk sekedar basa basi. Dan kau sekarang sepertinya tengah berada di fase bosan dengan kekasihmu, dan merindukan aku sebagai mantanmu. Itu mengapa kau tiba-tiba datang padaku. Benarkah yang aku prediksi?
Berhentilah mengganggu kehidupanku. Apapun alasan terbaik yang keluar dari mulutmu, aku tetap tak peduli. Ada atau tanpa kabarmu, tak akan pernah merubah kehidupanku setelah ini. Jadi berhentilah membuang waktumu untuk aku yang sama sekali tak peduli denganmu. Sungguh, aku tak bahagia sama sekali saat kau menghubungiku. Maafkan untuk semua sikap tak menyenangkan yang kau terima dariku. Aku hanya tak ingin berpura-pura baik pada jiwa yang sudah lama ku anggap mati.
Biarlah dia hanya masa lalu bagi hati yang sudah kaku...
BalasHapus