Menahun tapi belum mengenal
Hari ini aku jalani dengan sangat bahagia. Bahagia karna telah terlepas dari jerat masa lalu yang dulu hampir setiap hari mengguyur basah.
Masa lalu yang hampir membuat pandangan masa depanku menjadi hitam, seperti buta.
Masa lalu yang menjadikan aku tak sanggup untuk hadir dihari esok.
Masa lalu yang membuat aku tak berani lagi melangkah maju.
Masa lalu yang membuat pribadiku berubah menjadi terbalik. Menjadikanku seperti bukan aku yang dulu, bukan aku yang senang berbagi tawa.
Masa lalu terlihat begitu sangat senang menyiksaku, bahkan tak sedikitpun menyisakan ruang untuk membuatku bernafas lega dan tersenyum. Sulit tapi ternyata aku jalani.
Selang waktu ku lalui semuanya dengan seadanya, dengan semestinya. Jam berganti hari hingga bulan, akhirnya aku berada pada titik normal kehidupanku sebelum aku jauh menaruh rasa padamu. Rasa akhirnya menjadi biasa saja, menjadi mati dan tak peduli. Aku tersadar bahwa apa yang kita jalani selama ini adalah karena kenyamananku padamu. Bukan karna rasa cinta yang benar benar ada. Bahkan sebelum bertemu denganmu, aku sudah lebih dulu jatuh cinta dengan seseorang. Hanya saja kau datang tepat disaat hatiku sedang lelah menyendiri. Kau mengisi kekosongan itu dan akhirnya membuatku terlanjur nyaman denganmu, membuatku lupa bahwa cinta yang sedang ku pupuk belum sempat berbunga. Akhirnya jatuhlah aku dalam kenyamanan yang selalu bisa kau ciptakan. Bodohnya aku terlalu gampang percaya. Bahkan untuk seseorang yang baru aku jumpai. Mengenalmu bertahun didunia maya tak akan sama dengan mengenalmu langsung didunia nyata. Bahkan waktu sehari seharusnya tak cukup untuk membuktikan pengenalan kita yang sudah menahun adanya. Aku jatuh dalam banyak omongan manis, yang sempat aku nikmati tetapi akhirnya berujung perih.
Menyesal selalu datang belakangan, tapi aku jadi belajar dan tau bahwa hatiku tak seharusnya dengan mudah aku titipkan dengan orang yang salah. Bahkan dengan seseorang yang dengan gampangnya melukai. Dengan gampangnya mengumbar janji dan aku mempercayai.
Lukanya mungkin tak akan masalah, penyembuhannya yang membuat aku khawatir. Bukan karna aku tak bisa tanpamu, tapi ada banyak takut dan trauma mendalam. Aku hanya khawatir, jika nanti timbul banyak pertimbangan pada hati lain yang tulus ingin masuk kepadaku. Seperti akan mempersulit. Bukan, bukan mempersulit mungkin. Tapi lebih kepada selektif dalam mengenal dan memilih. Aku sadar aku pernah salah, dan aku tak ingin itu terulang untuk kesekian kalinya. Aku hanya ingin meyakinkan hati ini, bahwa nanti yang datang adalah seseorang yang benar benar sungguh. Bukan seseorang yang hanya sekedar ingin singgah seperti tamu.
Komentar
Posting Komentar